Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur meletus sekitar pukul 22.50 WIB
kemarin. Ribuan warga Kediri dan sekitarnya pun diungsikan demi
menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Gunung ini terakhir meletus
pada tahun 2007 lalu.
Bagi warga Jawa Timur, khususnya Kediri,
Gunung Kelud mempunyai legenda panjang. Menurut legendanya bukan berasal
dari gundukan tanah meninggi secara alami, seperti Gunung Tangkuban
Perahu di Bandung, Jawa Barat. Gunung Kelud terbentuk dari sebuah
pengkhianatan cinta seorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap dua
raja sakti bernama Mahesa Suro dan Lembu Suro.
Dihimpun
merdeka.com dari berbagai sumber, kala itu, dikisahkan Dewi Kilisuci
anak putri Jenggolo Manik yang terkenal akan kecantikannya dilamar dua
orang raja. Namun yang melamar bukan dari bangsa manusia, karena yang
satu berkepala lembu bernama Raja Lembu Suro dan satunya lagu berkepala
kerbau bernama Mahesa Suro.
Untuk menolak lamaran tersebut, Dewi
Kilisuci membuat sayembara yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia
biasa, yaitu membuat dua sumur di atas puncak Gunung Kelud, yang satu
harus berbau amis dan yang satunya harus berbau wangi dan harus selesai
dalam satu malam atau sampai ayam berkokok.
Akhirnya dengan
kesaktian Mahesa Suro dan Lembu Suro, sayembara tersebut disanggupi.
Setelah berkerja semalaman, kedua-duanya menang dalam sayembara. Tetapi
Dewi Kilisuci masih belum mau diperistri. Kemudian Dewi Kilisuci
mengajukan satu permintaan lagi. Yakni kedua raja tersebut harus
membuktikan dahulu bahwa kedua sumur tersebut benar benar berbau wangi
dan amis dengan cara mereka berdua harus masuk ke dalam sumur.
Terpedaya
oleh rayuan tersebut, keduanya pun masuk ke dalam sumur yang sangat
dalam tersebut. Begitu mereka sudah berada di dalam sumur, lalu Dewi
Kilisuci memerintahkan prajurit Jenggala untuk menimbun keduanya dengan
batu. Maka matilah Mahesa Suro dan Lembu Suro. Tetapi sebelum mati Lembu
Suro sempat bersumpah dengan mengatakan. Yoh, wong Kediri mbesuk bakal
pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali,
Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung.
(Ya, orang
Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal
jadi sungai, Blitar akan jadi daratan dan Tulungagung menjadi danau.
Dari legenda ini akhirnya masyarakat lereng Gunung Kelud melakukan
sesaji sebagai tolak balak supah itu yang disebut Larung Sesaji.
Acara
ini digelar setahun sekali pada tanggal 23 bulan surau oleh masyarakat
Sugih Waras. Tapi khusus pelaksanaan tahun 2006 sengaja digebyarkan oleh
Bupati Kediri untuk meningkatkan pamor wisata daerahnya. Pelaksanaan
acara ritual ini juga menjadi wahana promosi untuk meningkatkan
kunjungan wisatawan untuk datang ke Kediri.
Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/legenda-gunung-kelud-dan-kisah-pengkhianatan-cinta-dewi-kilisuci.html
0 comments:
Posting Komentar